Masjid sebagai Sentra Dakwah dan Pemberdayaan Umat di Era Kontemporer

23 October 2025 | Artikel

Gambar Utama

Pekanbaru, 23/10/2025 - Masjid, yang secara historis didirikan oleh Rasulullah  bukan hanya sebagai tempat ibadah semata, kini semakin menunjukkan perannya yang vital sebagai sentra kegiatan dakwah, pendidikan, dan pemberdayaan sosial ekonomi umat di tengah tantangan zaman modern.

Relevansi masjid sebagai sarana dakwah tidak pernah surut, bahkan mengalami transformasi agar mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk generasi muda di era digital.

Masjid sebagai Pilar Utama Dakwah dan Pembinaan Akidah

Masjid memiliki posisi yang sangat strategis untuk mengaktualisasikan ajaran Islam. Fungsi dakwahnya tidak terbatas pada ceramah atau khutbah Jumat, melainkan meluas menjadi pusat pembinaan akidah, moral, dan etika. Banyak masjid kini menghidupkan majelis taklim, pengajian rutin, dan kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) untuk menanamkan nilai-nilai keislaman secara berkelanjutan.

"Masjid seharusnya menjadi 'denyut nadi' kehidupan umat," ujar seorang pengurus dewan kemakmuran masjid (DKM) di [Sebutkan nama masjid/daerah jika ada dalam sumber, atau gunakan frasa umum seperti 'salah satu kota besar']. Konsep ini sejalan dengan sejarah peradaban Islam di mana masjid berfungsi sebagai pusat segala aktivitas umat, mulai dari ibadah, pendidikan, hingga musyawarah.

Adaptasi Digital untuk Jangkauan Dakwah yang Lebih Luas

Menghadapi era digital, banyak masjid yang mulai mengadopsi teknologi modern untuk meningkatkan efektivitas dakwah. Contohnya, Masjid As Sofia Bogor yang mengembangkan berbagai media dakwah, mencakup media visual, audio visual, dan media cetak, untuk menyiarkan dakwah ke lingkup yang lebih luas.

Inovasi ini penting, terutama untuk menjangkau generasi muda yang akrab dengan gawai. Masjid kini didorong untuk menjadi media komunikasi Islam yang interaktif dan dinamis, bukan hanya sebagai tempat ibadah formal, agar dapat menarik partisipasi kaum muda.

Peran Ganda: Dakwah dan Jaminan Sosial Umat

Selain aspek spiritual dan edukasi, peran sosial masjid juga semakin diperkuat. Kementerian Agama (Kemenag) bahkan mendorong takmir masjid untuk memperluas fungsinya menjadi wadah jaminan sosial dan pusat pemberdayaan ekonomi umat.

Program-program seperti penyaluran zakat, infak, sedekah (ZIS), bantuan kepada korban bencana, hingga pemberian pinjaman lunak bagi jemaah yang produktif, adalah bentuk nyata dari dakwah bilhal (dengan perbuatan) yang dilakukan masjid. Hal ini menunjukkan bahwa masjid tidak hanya membangun spiritualitas, tetapi juga kesadaran sosial dan moral, menciptakan hubungan timbal balik: "umat membangun masjid, dan masjid membangun umat."

Tantangan dan Harapan

Meskipun peran masjid sangat sentral, tantangan yang dihadapi antara lain adalah kejenuhan remaja terhadap kegiatan konvensional dan dominasi gawai. Oleh karena itu, diperlukan kreativitas pengelola masjid, mulai dari membuat kegiatan yang menghilangkan jenuh hingga mengintegrasikan fungsi masjid dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Harapannya, melalui revitalisasi peran dan fungsi, masjid akan terus menjadi pilar dakwah, pusat peradaban, serta mercusuar Islam yang berkemajuan, berdaya, dan berdampak positif bagi kesejahteraan spiritual, sosial, dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.